UNTAIAN SYAIR KEPADA SANG PELANGI
Pelangiku,
Mungkin kau ragu dengan cinta yang kulukis di langit senjaku
Terkadang bergumpal kabut hitam dan terkadang berawan putih
Tidakkah kau tahu aku ingin membangun negeri impianku bersamamu?
Dalam untaian syair – syair indah
Serta menjadikan bait – bait cinta itu berarti
Sehingga terbentuklah prosa kehidupan hanya ada kau dan aku
Pelangiku,
Mungkin kau tahu kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhanku
Pelangiku!
Merapatlah engkau dalam dekapanku!
Taburkanlah kristal – kristal semangat dalam udara yang menentang mati,
dari endapan mimpi malammu
Batas Kota, 23 Januari 2012
SAJAK SUCI KEPADA PELANGI
Rizky Endang Sugiharti
Masih seperti kemarin
pelangi masih saja membentang di langit senja. Terkadang setelah senja berganti,
malam adalah ketakutanku pada sepi yang memeluk erat tubuhku. Pelangi adalah harapan
dan menghibur kemurungan hati.
Namun pelangi kali ini telah tertutup kabut merah jambu
Yang menggumpal di hatinya. “Ya, kabut merah jambu telah menggulung dan mengusik pelangiku.”
Kadang aku bertanya : “Apakah itu dongeng belaka atau misi berselimut hitam?”
Pelangi di langit senja adalah sajak suci yang kutulis bersama asaku yang membubung tinggi. Serumpun syair – syair alam telah menggelayutkan cintaku hanya pada satu titik, di mana titik itu terletak pada prisma titik – titik airmu.
Pelangiku, lengkungmu yang berbagai warna lembut di langit
tak kan bisa menghapus jejak indah yang telah kau biaskan. Ketika rona itu hampir memudar,
aku hilang jejak arah akan cintamu.
Pelangiku adalah buaian rindu yang kurajut dengan puisi malamku ini.
Pelangi,
pada malam sepi ini aku meminta pada-Nya :
“Jika engkaulah sang pelangi terindahku pasti kau kan hadir menghiasi senja itu kembali”
#Rizky Endang Sugiharti
No comments:
Post a Comment