--> Sifat Ragam Bahasa Ilmu | Bg Nur Komting

Meuntroe Sibujang Senang

Thursday, 14 November 2013

Sifat Ragam Bahasa Ilmu

| Thursday, 14 November 2013

Sifat Ragam Bahasa Ilmu
1.        Baku
2.        Konotatif
3.        Berkomunikasi dengan pikiran bukan dengan perasaan.
4.        Kohesif
5.        Koheren
6.        Mengutamakan kalimat pasif
7.        Konsisten
8.        Logis
9.        Efektif
10.    Kuantitatif

1.      Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulisan menggunakan ejaan yang baku yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah di bakukan.

Contoh :
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi Indonesia bagian  timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing.(tidak baku)

       Perbaikan :
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada
pengusaha asing. (baku).

2.        Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.
       Contoh:                                                                                                                         
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh            penerangan yang memadai. (tidak lugas)
       Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan mengandung           makna ganda, yaitu informasi atau listrik.
       Perbaikan:                                                                                                                                  Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh informasi             yang memadai.
       Atau:    Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh listrik yang memadai.

3.        Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional.
       Contoh:                                                                                                                           Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau       tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidak efisien) 

       Perbaikan:                                                                                                                       
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien).

4.        Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung.
       Contoh :                                                                                                                          
 Musim hujan banjir. Hujan turun dengan deras. Sinar matahari berkurang.          Langit selalu mendung dan tertutup awan. Baju di jemuran tidak kering dan          berbau.
       Untuk memperbaikinya, di perlukan kata penghubung, sehingga paragraf         diatas menjadi seperti di bawah ini:
       Di saat musim hujan, banjir selalu datang. Karena Hujan turun dengan deras.     Sinar matahri berkurang karena langit selalu mendung dan tertutup awan.             Sehingga baju di jemuran tidak kering dan berbau.
       Kata penghubung
       dan,atau,tapi,kalau,karena,walaupun,meskipun,juga,bahkan,jadi/maka,sehing-  ga, supaya,agar,hanya,saja,lagipula,

5.        Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
       Contoh :
       Buku merupakan investasi masa depan. Buku adalah jendela ilmu         pengetahuan yang bisa membuka cakrawala seseorang. Dibanding media          pembelajaran audiovisual, buku lebih mampu mengembangkan daya        kreativitas dan imajinasi anak-anak karena membuat otak lebih aktif     mengasosiasikan simbol dengan makna.Radio adalah media alat elektronik     yang banyak didengar di masyarakat. Namun demikian, minat dan        kemampuan mambaca tidak akan tumbuh secara otomatis, tetapi harus             melalui latihan dan pembiasaan. Menciptakan generasi literat membutuhkan   proses dan sarana yang kondusif.
       Paragraf di atas dikatakan tidak koheren karena terdapat satu kalimat yang      melenceng dari gagasan utamanya yaitu kalimat yang dicetak miring.

6.        Mengutamakan Kalimat Pasif
       Contoh:                                                                                                                            
Penulis melakukan penelitian ini dilaboratorium.
       Perbaikan:                                                                                                                      
 Penelitian ini di lakukan dilaboratorium.

7.        Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan, semua kendaraan ekstra.
Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra. 

8.        Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
       Contoh:                                                                                                                           
 Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap.         (tidaklogis)
       Perbaikan:                                                                                                          
 Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin itu akan menguap. 

9.        Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.

Ciri-ciri kalimat efektif:
·      Kesepadanan                                                                                                               Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
       Contoh:                                                                                                               
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk     belajar. (tidak efektif)
       Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)

10.    Kuantitatif
       Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
       Contoh:                                                                                                                                       Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam.
       Perbaikan:                                                                                                                      
 Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter.

Related Posts

No comments: